23.02


Buku, seperti yang kita semua ketahui adalah sumber dari segala pendidikan, karena buku adalah jendela dunia. Sejak dulu, para pengajar menggunakan buku sebagai acuan untuk mengajar di kelas. Semua kegiatan belajar mengajar tak lepas dari yang namanya buku, mulai dari buku tulis sampai buku lembar kerja siswa (LKS). Semua perhatian pelajar Indonesia pun mau tak mau tertuju pada buku-buku sekolah. Namun, sekarang jaman telah berubah, gerbang era globalisasi telah terbuka, dan warga Indonesia sedikit demi sedikit ikut masuk melalui gerbang tersebut. tak heran apabila budaya lama kita semakin ditinggalkan, dan tergantikan dengan berbagai teknologi canggih yang sisi positifnya jauh lebih menguntungkan apabila dimanfaatkan.
Era globalisasi ini juga telah mempengaruhi cara guru mengajar di sekolah.Sekarang semakin banyak guru yang memanfaatkan teknologi saat pembelajaran, salah satu contohnya adalah menggunakan Liquid Crystal Display (LCD) Proyektor. Memang, hal ini lebih memudahkan, baik guru maupun siswa, dalam kelancaran pembelajaran. Namun, berkaitan dengan program Departemen Pendidikan Nasional yang mengisyaratkan  “Indonesia Gemar Membaca Buku”, tentu akan mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal ini disebabkan karena siswa cenderung lebih suka untuk mneg-copy file yang telah diterangkan oleh guru, dan mereka hanya akan belajar dari sana, bukan lagi dari buku. Padahal, apabila mereka belajar dari buku, banyak sekali hal-hal yang tidak ditemukan dalam file guru namun ada di dalam buku.
Andai saja hal tersebut telah diterapkan di seluruh Indonesia, akankah buku masih bermanfaat bagi pelajar Indonesia? Lalu, apa lagi yang dapat kita harapkan dari buku, sedangkan jaman telah memaksa kita untuk meninggalkannya dan beralih ke sesuatu yang baru? Semoga saja Depdiknas dapat menemukan cara untuk menyeimbangkan antara penggunaan buku dan teknologi. (joe)